MAKALAH PENGEMBANGAN DIRI



 “STRUKTUR KEPRIBADIAN”






KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat, hidayah, serta karunia-Nyalah, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Pengembangan Diri tentang Struktur Kepribadian. Makalah ini disusun berdasarkan dengan informasi-informasi yang didapatkan penulis dari berbagai sumber.Tidak lupa juga kami sebagai penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................               i
KATA PENGANTAR ………………………………………...................              ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................           iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..    1              I.1 Latar Belakang …………………………………………………            1
                I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………...       1
                I.3 Tujuan ………………………………………………………….                1
                I.4 Manfaat ………………………………………………………...              2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………     3
                II.1 Pengertian Struktur Kepribadian ………………………………              3
                II.2 Struktur Kepribadian Menurut S.Frued ……………………               ….           3-5
                II.3 Struktur Kepribadian Menurut Jung ………………………. ….           5-9
                II.4 Sturktur Kepribadian Menurut Adler…………………….........     9-11
BAB III PENUTUP
                III.1 Kesimpulan …………………………………………………...           12
                III.2 Saran ………………………………………………………….                12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….      13
BAB I
PENDAHULUAN

1.       LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang mempunyai kepribadian baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang. Setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang struktur kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Selain itu pengetahuan tentang struktur kepribadian diharapkan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sekitar “apa”, ”bagaimana”, dan ”mengapa” tentang tingkah laku manusia.
Maka dari pada itu, penulis akan membahas lebih jauh tentang pengenalan mengenai strktur kepribadian.

2.       RUMUSAN MASALAH   
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah:
1.            Apa yang dimaksud dengan struktur kepribadian?
2.            Bagaimana pengertian struktur kepribadian menurut S.Frued?
3.            Bagaimana pengertian struktur kepribadian menurut Jung?
4.            Bagaimana pengertian struktur kepribadian menurut Adler?

3.       TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.            Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian struktur kepribadian.
2.            Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian struktur kepribadian menurut S.Frued.
3.            Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian struktur kepribadian menurut Jung.
4.            Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian struktur kepribadian menurut Adler.
4.       MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
2. Meningkatkan kesadaran penulis akan pentingnya aspek sosial dalam pembentukan kepribadian

BAB II
PEMBAHASAN

1.       Pengertian Struktur Kepribadian

Struktur kepribadian memiliki arti integrasi dari sifat-sifat dan sistem-sistem yang menyusun kepribadian.
Dalam kepribadian tersusun oleh sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran, ego beroperasi pada tingkat sadar, kompleks beroperasi pada taksadar pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat taksadar kolektif.

2.       Struktur Kepribadian Menurut S.Frued

Menurut frued kepribadian terdiri dari atas tiga sistem/aspek:
1. Aspek Biologis atau Das Es (Id)
Aspek bilogis merupakan aspek orisinil di dalam kepribadian. Dari aspek ini muncul aspek psikologis dan aspek sosiologi.               
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga menjadi komponen utama kepribadian.
Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. Id ini sangat penting dalam kehidupan. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.
Menurut teori ini apabila energi meningkat dapat menimbulkan ketegangan sehingga muncul pengalaman tidak menyenangkan, sehingga diperlukan reduksi energi tersebut untuk menghilangkan rasa tidak menyenangkan.
Adapun cara menghilangkan dari hal-hal tidak menyenangkan adalah :
a. Rileks dan reaksi-reaksi otomatis (orang berkedip,bersin, dll)
b. Proses primer (orang lapar membayangkan makan)
Namun demikian cara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Contohnya : orang lapar tidak akan kenyang hanya dengan membayangkan makanan.
2. Aspek Psikologis atau Das Ich (The Ego)
Aspek ini timbul karena kebutuhan organisme yang berinteraksi secara baik dengan dunia nyata (realitias).
Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata.
Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id.
Dalam fungsinya aspek psikologis (the ego) berpedoman pada prinsip realita dan berekasi proses sekunder.
Tujuan dari prinsip tersebut adalah mencari objek yang tepat atau serasi. Sedangkan yang dimaksud proses berpikir realitas, dengan menggunakan suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan dan menguji apakah rencana tersebut berhasil atau tidak.
Aspek psikologis juga dipandang sebagai aspek ekskutif dari kepribadian karena aspek ini mengandung unsur-unsur berikut ini :
a.            Pengawasan terhadap cara-cara yang dilakukan
b.            Memilih kebutuhan yang dapat dipenuhi dan bagaimana cara memenuhinya
c.             Memilih obyek-obyek yang dapat memenuhi kebutuhan

3.            Aspek Sosiologis (Super Ego)

Merupakan aspek yang mewakili nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat. Aspek ini merupakan kesempurnaan dari pada kesenangan sehingga disebut juga sebagai aspek moral dan kepribadian.
                Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Fungsi pokok aspek sosiologis adalah:
a.            Menentukan apakah sesuatu benar atau salah.
b.            Sesuatu pantas atau tidak.
c.             Sesuatu bersusila atau tidak.
Mekanisme yang menyalurkan sistem aspek ini disebut introsveksi.
Aspek Sosiologis mengandung unsur :
a.            Conscientia (Hati Nurani:consience)
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan hal buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan.
b.            Ich ideal
Ich ideal mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis yang lebih kepada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Ketiga aspek baik biologis, psikologis dan sosiologis mempunyai fungsi, komponen, prinsip kerja serta dinamika sendiri-sendiri, tetapi ketiganya berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan
pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
3. Struktur kepribadian Jung
Dalam struktur Jung lebih menekankan pada psikhe.
Yang dimaksud dengan psikhis adalah totalitas segala peristiwa psikhis baik yang disadari atau tidak.
Jiwa manusia terdiri dari dua alam :
1. Alam tidak sadar
2. Alam sadar
Batas kedua alam tersebut tidak tetap, dapat berubah-ubah, dapat berkurang atau bertambah.
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu :
1. Fungsi jiwa,
2. Sikap jiwa (manusia type ekstravert dan manusia type intravert).
Tabel Fungsi Jiwa menurut Jung

makalah pesikologi
Setiap manusia mempunyai keempat fungsi tersebut, tetapi biasanya hanya ada satu fungsi yang berkembang (dominan) yang disebut fungsi superior dan menentukan tipe orangnya. Dengan demikian ada orang yang tipe perasa, tipe intuitif dll.
Fungsi-fungsi yang berpasangan itu berhubungan secara kompensatoris, artinya makin berkembang fungsi superior maka makin besar pula kebutuhan fungsi inferior terhadap kompensasi dan makin besar gangguan terhadap keseimbangan jiwa sehingga terjadi tindakan yang tidak terkendali.
Tujuan ideal dari perkembangan kepribadian adalah membawa empat fungsi pokok jiwa dalam kesadaran sehingga tercapai manusia yang sempurna.
Menurut Jung fungsi pokok jiwa meliputi :
1. Fungsi rasional, terdiri:
a.            Pikiran
b.            Perasaan
2. Fungsi Irrasional, yaitu berdasarkan pengamatan :
a.            Pendirian
b.            Intuisi
Tabel Typologi Jung
makalah pesikologi

Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
a. Introversion-Thinking (Pemikir Intravert)
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
b. Extraversion-Thinking (Pemikir Ekstravert)
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
c. Introversion-Feeling (Perasaan Intravert)
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
d. Extraversion-Feeling (Perasaan Ekstravert)
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e. Introversion-Sensation (Pendirian Intravert)
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f. Extraversion-Sensation (Pendirian Ekstravert)
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
g. Introversion-Intiuting (Intuisi Intravert)
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
h. Extraversion-Intuiting (Intuisi Ekstravert)
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Tahap Perkembangan Kepribadian Jung
Tahap perkembangan kepribadian Jung terdiri dari 4 tahap, yaitu childhood, youth dan young adulthood, middle age dan old age. Pada tahap kedua menekankan akan adaptasi terhadap kehidupan social dan ekonomi. Jung memperlihatkan ketertarikannya pada tahap perkembangan kepribadian ketiga yaitu middle age, karena disini terdapat proses yang penting dari puncak dari individuation dan orang mulai merubah kepedulian terhadap materi menjadi kepedulian spiritual.

4. Struktur kepribadian menurut Adler

Dalam teori ini dijelaskan hal-hal berikut ini:
1.       Individualita sebagai pokok persoalan
Pentingnya sifat khas dari kepribadian yaitu individualitas, kebulatan, serta sifat-sifat khas pribadi manusia. Setiap manusia adalah konfigurasi motif-motif, sifat-sifat dan nilai-nilai khas. Setiap tindakan yang dilakukan merupakan corak khas gaya hidup yang bersifat individual.
2.       Pandangan teleologis : Finalisme semu
Adler menemukan gagasan bahwa manusia lebih didorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan daripada pengalaman-pengalaman masa lampaunya. Tiap orang mempunyai Leitlenie, yaitu rancangan hidup rahasia yang tak disadari, yang diperjuangkannya terhadap segala rintangan. Tujuan yang ingin dikejar manusia itu mungkin hanya suatu fiksi, yaitu suatu cita-cita yang tak mungkin direalisasikan, namun kendatipun demikian merupakan pelucut yang nyata bagi usaha manusia, dan karenanya juga merupakan sumber keterangan bagi tingkah lakunya. Menurut Adler orang yang normal dapat membebaskan diri akhirnya  dari fiksi ini, sedangkan orang yang neurotis tidak mampu membebaskan diri.
3.       Dua dorongan pokok:
Didalam diri manusia terdapat dua golongan pokok yang
mendorong dan melatarbelakangi setiap tingkah laku :
- Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak mengabdi kepada masyarakat.
- Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak mengabdi pada diri sendiri.
4.       Rasa rendah diri dan kompensasi
Menurut Adler pengertian rasa rendah diri adalah mencakup segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa secara subyektif, ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Adler menyatakan inferioritas yaitu rasa diri kurang atau rasa rendah diri yang timbul karena perasaan kurang berharga atau kurang mampu dalam bidang penghidupan apa saja. Misalnya saja anak merasa kurang jika membandingkan diri dengan orang dewasa, dan karenanya didorong untuk mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi, dan apabila dia telah mencapai taraf perkembangan itu timbul lagi rasa diri kurangnya dan didorong untuk maju lagi, demikian selanjutnya. Tetapi dalam keadaan normal rasa rendah diri itu merupakan pendorong ke arah kemajuan atau kesempurnaan.

5.       Dorongan Kemasyarkatan
Dorongan untuk membantu masyarakat guna mencapai tujuan masyarakat yang sempurna. Dalam hubungan ini Adler menyatakan “sosial interest is true and inevitable compensation for all the natural weaksesses of individual human being”.
Dorongan kemasyarakatan itu adalah dasar yang dibawa sejak lahir, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Namun sebagaimana lain-lain kemungkinan bawaan, kemungkinan mengabdi kepada masyarakat itu tidak nampak secara spontan, melainkan harus dibimbing dan dilatih.
Jadi apabila diikuti teori Adler dapat digambarkan demikian :
( 1 ) mula-mula manusia dianggap didorong oleh dorongan untuk      mengejar kekuatan dan kekuasaan sebagai lantaran untuk mencapai kompensasi bagi rasa rendah dirinya.
( 2 ) Selanjutnya manusia dianggapnya didorong oleh dorongan kemasyarakatan yang dibawa sejak lahir yang menyebabkan dia menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Menurut Adler “dorongan untuk berkuasa, memainkan peran terpenting dalam perkembangan kepribadian”.
6.       Gaya hidup
Setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang ,menjadi superior, dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial. Namun, setiap orang melakukannya dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuan mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada. Jumlah gaya hidup sebanyak orang di dunia, misalnya seseorang mungkin berusaha menjadi superior dalam kekuatan dan kemampuan fisik dan orang lain mengkin berusaha untuk berprestasi secara intelektual.
Gaya hidup pada dasarnya telah terbentuk sejak usia dini, yaitu pada usia 4-5 tahun. Gaya hidup ini ditentukan oleh faktor hereditas dan juga oleh faktor pengamatan yang dilakukan terhadap lingkungan atau orang lain. Pengamatan atau persepsi ini sangat dipengaruhi oleh prasangka dan minat dirinya. Hal ini kemudian mempengaruhi proses pemaknaan individu, dan pemaknaan yang mendalam terhadap sesuatu akan membentuk gaya hidup yang akan mengiringi perjalanan kehidupannya ke depan.
Menurut Adler gaya hidup adalah prinsip yang dapat dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang. Inilah yang melatarbelakangi sifat khas seseorang. Tiap orang mempunyai gaya hidup masing-masing. Tiap orang mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai superioritas, namun caranya untuk mengejar tujuan itu boleh dikata tak terhingga banyaknya, ada yang dengan mengembangkan akalnya, ada yang melatih otot-ototnya,dll.
Menurut Adler gaya hidup ini ditentukan oleh inferioritas yang khusus, jadi gaya hidup itu adalah suatu bentuk kompensasi terhadap kekurangsempurnaan tertentu.
7.       Diri yang kreatif
Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Sukarnya menjelaskan persoalan ini ialah karena orang tak dapat menyaksikan secara langsung akan tetapi hanya dapat menyaksikan lewat manifestasinya. Inilah yang mengantarai antara perangsang yang dihadapi individu dengan response yang dilakukannya. Diri yang kreatif inilah yang memberi arti kepada hidup, yang menetapkan tujuan serta membuat alat untuk mencapainya.
Adler berpendapat bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana dia berperilaku. Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung jawab mengenai tujuan finalnya, menentukan cara memperjuangkan mencapai tujuan itu, dan menyumbang pengembangan minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang terarah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Struktur kepribadian memiliki arti integrasi dari sifat-sifat dan sistem-sistem yang menyusun kepribadian.
Sebagai akhir dari pembahasan makalah ini, penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
Struktur kepribadian meliputi :
1.       Struktur kepribadian S. Frued
Struktur kepribadian S.Frued terbagi menjadi Aspek Biologis atau Das Es (Id), Aspek Psikologis atau Das Ich (The Ego), dan Aspek Sosiologis (Super Ego).
2.       Struktur kepribadian Jung
Dalam struktur Jung lebih menekankan pada psikhe.
Yang dimaksud dengan psikhis adalah totalitas segala peristiwa psikhis baik yang disadari atau tidak.
Jiwa manusia terdiri dari dua alam yaitu Alam tidak sadar dan Alam sadar. Batas kedua alam tersebut tidak tetap, dapat berubah-ubah, dapat berkurang atau bertambah.
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu Fungsi jiwa dan Sikap jiwa (manusia type ekstravert dan manusia type intravert).
3.       Struktur Kepribadian Adler
Dalam teori ini dijelaskan hal-hal mengenai : Individualita sebagai pokok persoalan, Pandangan teleologis (Finalisme semu), Dua dorongan pokok (Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak mengabdi kepada masyarakat, dan Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak mengabdi pada diri sendiri), Rasa rendah diri dan kompensasi, Dorongan Kemasyarkatan, Gaya hidup,dan Diri yang kreatif.
Saran
Sebagai akhir dari makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengkaji lebih dalam mengenai struktur kepribadian. Banyak hal yang menarik untuk dikaji dalam teori tentang stuktur kepribadian sebagai bahan referensi aplikasi psikologi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Slide Pengembangan Diri Bina Sarana Informatika
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Hall, C.S., & Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Alih bahasa oleh Yustinus. Yogyakarta: Kanisius.

No comments:

Post a Comment