PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar,pembelajaran bahasa Indonesia memiliki porsi yang cukup banyak. Hal ini sangatlah memberikan peluang bagi guru SD untuk menyajikan pembelajaran bahasa Indonesia yang optimal dalam mengembangkan keterampilanketerampilan berbahasa khususnya dalam mengembangkan keterampilan membaca. Satu hal yang perlu disadari bahwa dalam pembelajaran, guru lebih banyak menggunakan bahasa lisan. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan membaca yang baik agar memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Peningkatan kemampuan membaca siswa merupakan salah satu tugas guru. Di tangan gurulah keberhasilan membaca akan tercapai. Cara guru memberikan bahan pembelajaran akan mempengaruhi cara belajar siswa. Semakin menarik dan bervariasi guru menyampaikan materi, semakin tinggi prestasi belajar siswa dan semakin banyak pula kreatifitas siswa. Begitu juga dengan pembelajaran membaca. Akan tetapi, dalam praktek pembelajaran di kelas, membaca sering tidak dianggap sebagai aspek yang perlu penanganan serius. Seringkali pembelajaran membaca hanya sebagai bagian dari kegiatan membaca teks yang dibaca tanpa persiapan dan penilaian yang terencana, sehingga pembelajaran berlangsung kurang optimal, dan berdampak pada siswa yang kurang memberikan perhatian saat pembelajran berlangsung.
Hal tersebut terlihat dalam observasi yang dilakukan di kelas III SDN Padasuka II pada saat pembelajaran membaca cerita. Guru memulai pembelajaran membaca dengan menyuruh siswa membuka buku paket halaman sekian. Selama kegiatan ini berlangsung siswa tidak seluruhnya membaca cerita yang ditugaskan guru, diantara para siswa ada yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri, ada purapura sedang membaca, ada yang ngobrol dengan teman sebangkunya, dan ada pula yang melamun. Walaupun ada beberapa siswa terlihat serius dan kelihatan asyik membaca cerita tersebut. Pada saat siswa membaca cerita guru sempat menyuruh siswa untuk menghentikan membaca dan mengingatkan siswa untuk tidak ngobrol dan melamun. Setelah itu guru menyuruh siswa untuk membaca kembali. Setelah semuanya selesai membaca cerita tersebut, guru mengecek sejauh mana pemahaman siswa terhadap cerita yang dibacanya. Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita tersebut, dalam kegiatan ini tidak semua pertanyaan dapat dijawab oleh siswa dengan benar. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk menjelaskan kembali cerita dengan kata-kata sendiri secara tertulis, namun sebagian besar siswa tidak dapat menjelaskan kembali cerita tersebut dengan kata-kata sendiri. Dari kondisi kelas itu, dapat dipastikan sebagian besar siswa kelas III tidak terlibat secara mental dalam proses pembelajaran membaca, mereka tidak memahami apa yang mereka baca sehingga respon yang diberikan siswa tidak sesuai dengan apa yang guru harapkan dalam pembelajaran.
Setelah melihat proses dan hasil pembelajaran yang terjadi serta hasil wawancara dengan siswa, muncul beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masih belum optimalnya hasil belajar dan kemampuan membaca siswa kelas III SDN Padasuka II , yaitu sebagai berikut: