Makalah Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam


KATA PENGANTAR

Puja-puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini  Makalah Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam untuk juuran tarbiyah dan jurusan pendidikan keguruan lainnya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada penulis BLOGGER https://semangat-skripsi.blogspot.com/  yang membantu  saya menyelesaikan tugas dan teman - teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman. Amin.

DAFTAR ISI

BAB I              : PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang ………………………………………………..1

B.  Rumusan Masalah ……………………………………………  2

C.  Tujuan masalah ……………………………………………… 2

 

BAB II             : PEMBAHASAN

A.  Pengertian Evaluasi ..............................................................   3

B.  Urgensi Evaluasi PAI ............................................................   4

C.  Tujuan dan Fungsi Evaluasi PAI ..........................................   5

D.  Prinsip dan Ciri-Ciri Evaluasi Pendidikan ...........................   5

1.   Prinsip Evaluasi Pendidikan ............................................   5

2.   Ciri-Ciri Evaluasi Pendidikan ..........................................   6

 

BAB III           : PENUTUP

A.  Kesimpulan ...........................................................................   8

B.  Saran dan Kritik ....................................................................   8

 

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam.[1] Dalam prosesnya, pendidikan Islammenjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan diproses dalam produk kependidikan Islam atau output kependidikan Islam.[2] Peribahasa ushuliyah menyatakan bahwa : “al-umûr bi maqâshidika”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan.[3] Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya. Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap outputyang dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan , bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi. Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. [4] Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.

Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Dalam makalah ini akan penulis sajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, dari mulai pengertian, tujuan, prinsip, fungsi dan perannya.

 

B.  Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian evaluasi ?

2.   Bagaimana urgensi evaluasi PAI ?

3.   Apa tujuan dan fungsi evaluasi PAI ?

4.   Apa ciri- ciri dan prinsip evaluasi pendidikan ?

 

C.  Tujuan Masalah

1.   Untuk mengetahui  pengertian evaluasi.

2.   Untuk mengetahui urgensi evaluasi PAI.

3.   Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi PAI.

4.   Untuk mengetahui ciri- ciri dan prinsip evaluasi pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Evaluasi

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran.[5] Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.[6] Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan (Mehrens dan Lehman, 1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sudah barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.[7] Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W Brown (1977), maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai, suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk atau suatu proses yang berlangsung dalam rangka, menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan, atau singkatnya : Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui mutu atau hasil-hasilnya.[8] Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.[9]

Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas. Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya. Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.

 

B.  Urgensi Evaluasi PAI

Evaluasi sangat penting bagi pendidikan. Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih baik. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan cara yang baik dan objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan selain itu guru dharus dapat mengoreksi apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan.[10] Beberapa hal mengenai pentingnya evaluasi pembelajaran sebbagai berikut:[11]

1.   Evaluasi pembelajaran sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan-perkembangan yang dialami oleh seorang peserta didik. Dengan mengevaluasi pembelajaran di akhir, maka seorang tenaga pendidik dapat menarik banyak sekali kesimpulan penting terutama terkait dengan perkembangan-perkembangan yang bisa dilihat dari seorang peserta didik. Selain itu dengan mengetahui perkembangan peserta didiknya maka tenaga pendidik dapat memetakan bagaimanakah perbandingan perkembangan antara peserta didik yang satu dengan lainnya.

2.   Evaluasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai tolak ukur apakah proses pembelajaran yang terjadi selama ini telah belajar dengan maksimal apa belum. komponen-komponen yang berkaitan seperti halnya tenaga pendidik, peserta didik maupun materi pembelajaran telah dapat menunjang proses pembelajaran secara maksimal atau belum, sehingga jika hal ini dilakukan maka ke depannya seorang tenaga pendidik dapat melakukan hal yang lebih baik.

3.   Perencanaan pembelajaran yang akan datang merupakan salah satu fungsi utama diadakannya evaluasi pembelajaran. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan maka seorang tenaga pendidik dapat merencanakan pembelajaran yang lebih baik seperti metode, strategi pendidikan dan lain sebagainya.

 

C.  Tujuan dan Fungsi Evaluasi PAI

Menurut Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:

1.   Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.

2.   Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.[12]

Sedangkan menurut M. Arifin, Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia, yaitu:[13]

1.   Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.

2.   Untuk mengetahui sejauhmana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rasulullah SAW. terhadap umatnya.

3.   Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi Allah SWT yaitu paling bertaqwa kepada-Nya, manusia yang sedang dalam iman atau ketaqwaannya, manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.

Menurut M. Arifin, fungsi evaluasi terbagi menjadi 3 :

1.   Mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari sasaran-sasaran pokok dari kurikulum secara komprehensif;

2.   Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh siswa;

3.   Menyeleksi atau membentuk instrumen-instrumen yang valid, terpercaya dan praktis untuk menilai sasaran-sasaran utama proses kependidikan atau ciri-ciri khusus dari perkembangan dan pertumbuhan manusia didik.

 

D.  Prinsip dan Ciri Evaluasi Pendidikan

1.   Prinsip Evaluasi Pendidikan

Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam  pelaksanaanya senantiasa berpeganag pada tiga prinsip dasar berikut:

a.    Prinsip Keseluruhan

Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlakssna dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, dan menyeluruh.

b.   Prinsip Kesinambungan

Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas (continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan di sini bahwa evaluasi hasil belajar adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan evaluasi hasil belajar yang di laksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu, maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri progam pendidikan yang mereka tempuh itu.

c.    Prinsip Objektivitas.

Prinsip objektivitas mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaanya evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut keadaan yang senyatanya, tidak di campuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subjektif. Prinsip ketiga ini sangat penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi unsure-unsur subjektif menyelinap masuk kedalamnya, akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.

 

2.   Ciri-Ciri Evaluasi Pendidikan

ciri-ciri evaluasi pendidikan sebagai berikut:

a.   Ciri Pertama bahwa evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukuranya dilakukan secara tidak langsung. Seorang pendidik (dalam hal ini guru, dosen dan lain-lain) yang ingin menentukan manakah di antara para peserta didik (murid, siswa atau mahasiswa) yang tergolong “lebih pandai” ketimbang peserta didik lainya, maka yang di ukur bukanlah “pandainya”, melainkan gejala atau fenomena yang tampak atau memancar dari kepandaian yang dimiliki oleh para peserta didik yang bersangkutan. Dengan kata lain, yang dicari dan di ukur adalah indikator atau hal-hal yang merupakan pertanda “bahwa seseorang dapat disebut sebagai orang yang pandai.

b.   Ciri kedua, bahwa pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif atau lebih sering menggunakan symbol-simbol angka. Hasil-hasil pengukuran yang berupa angka-angka itu selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode statistic untuk pada akhirnya diberikan interprestasi secara kualitatif. Sebagai contoh dalam pemberian nilai rapor atau surat tanda tamat belajar ( STTB ) bagi peserta didik pada sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum, digunakan nilai standar berskala sepuluh, yaitu rentangan nilai mulai dari 1 sampai dengan 10, di perguruan tinggi dipergunakan nilai standar berskala 100 yang selanjutnya diubah atau di konversi ke dalam nilai-nilai huruf A,B,C,D dan E.

c.    Ciri ketiga, bahwa pada kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. Penggunaan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap itu di dasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen ( misalnya, berbeda jenis kelaminya, berbeda sekolah asalnya, berbeda status sosial ekonomis orang tuanya, berbeda latar belakang pendidikan orang tuanya, dsb ).

BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan Islam dapat ditarik kesimpulan:

Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.

Evaluasi pendidikan Islamadalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.

Tujuan Evaluasi yaitu : a) mengetahui kadar pemahaman peserta didik; b) mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah; c) mengumpulkan informasi; d) untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompetensi/subkompetensi tertentu; e) untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.

Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umumsangat berguna bagi pendidik, peserta didik, ahli fikir pendidikan Islam,politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).

 

B.  Kritik dan saran

       Saya mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dari seluruh pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Dan akhirnya penulis berdo’a semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca umumnya, amin.

DAFTAR PUSTAKA

 

Arifin, M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara

 

Arikunto, Suharsimi . 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

 

Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2006. Kamus Inggris-Indonesia Cet. 28. Jakarta: PT Gramedia

 

Langgulung, Hasan. 1989. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan cet. V.  Jakarta: Pustaka Al-Husna

 

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008. Ilmu Pendidikan Islam cet. ke 2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

 

Nata, Abudin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama

 

Nata, Abudin. 2008. Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia cet ke.3. Jakarta: Prenada Media Group

 

Purwanto, Moh. Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

 

Sudijono, Anas. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada



[1]Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), cet ke.3, 173

[2]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 162

[3] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. ke 2, 72

[4] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), Cet. V. 105

[5] John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2006), cet. 28,hlm.  220.

[6] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1, hlm. 183.

[7]Moh.Ngalim Purwanto, Prinsip-prisnsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2009),  hlm.3.

[8]Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 1.

[9] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm 3

 

 

[12] Mujib & Mudzakir, Op. Cit., hlm. 211

[13] Arifin, Op.Cit.,hlm. 163-164.

No comments:

Post a Comment