MAKALAH
Pengertian dan Sejarah Interaksi Sosial di indonesia
Disusun oleh :
Abiyah Bisma Aydansyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANATAR ……………………………………………………...................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………..
BAB I ……………………………………………………………………………………..
INTERAKSI SOSIAL ……………………………………………………………
BAB II…………………………………………………………………………………….
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SOSIAL ……………
BAB III …………………………………………………………………………………..
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA ……………………………………………………………………..
PENUTUP ………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu dalam konsep sosiologi, individu lebih cenderung pada subyek yang melakukan sesuatu, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki kehendak, subjek yang mempunyai kebebasan, subjek yang memberi arti pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannnya sendiri.
Menurut ahli sosiologi (Paul B. Horton, 1993:90) kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang amat tergantung pada keturunan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan pengalaman yang unik.
Dalam kajian sosiologi kelompok dapat diartikan sebagai setiap kumpulan manusia secara fisik atau sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang teroerganisasi yang berlangsung berulang-ulang.
Kelompok adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam kegiatan bersama. Kelompok merupakan salah satu bentuk sistem sosial yang dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep-konsep fungsi dan integrasi dari sudut kajian sosiologi. Selanjutnya dibawah ini akan dibahas berbagai konsep sosiologi yang berhubungan secara langsung dalam konteks individu dan kelompok.
B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui prinsip-prinsip kebutuhan hidup manusia baik dalam berinteraksi maupun status sosial dan peran sosialnya.
2. Mengetahui Faktor-faktor berinteraksi dan bekerja sama dalam kehidupan individu dan kelompok, serta faktor yang mempengaruhi perilaku individu dan kepribadian individu
BAB I
INTERAKSI SEBAGAI PROSES SOSIAL
A. Pengertian Interaksi Sosial
Secara etimologis : Inter = berbalas- balasan, aksi = tindakan
Kimbal Young & Raymond W. Mack:
“interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antar individu dan kelompok, maupun antar kelompok.”
B. Ciri-ciri interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut :
1. Jumlah pelaku lebih dari seorang;
2. Komuniksi antar pelaku menggunakan simbol dan lambang;
3. Ada dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa mendatang;
4. Ada tujuan yang hendak dicapai.
C. Syarat Interaksi Sosial
1. Kontak Sosial :
Menurut pelakunya (antarindividu, antara individu dengan kelompok, antar kelompok)
Menurut sifatnya (bersifat positif, negatif, primer, dan sekunder)
2. Komunikasi, terdiri dari komponen :
Komunikator
Komunikan
Pesan
Media
Efek
D. Faktor yang mempengaruhi Interaksi sosial
1. Faktor dari dalam manusia :
Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
Dorongan untuk memenuhi kebutuan
Dorongan untuk mengembangkan diri dan mempengaruhi orang lain melalui : imitasi; sugesti; identifikasi; simpati; dan empati.
2. Faktor dari luar manusia adalah dorongan rasa ingin tahu yang menyebabkan manusia berinteraksi dengan sesamanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya itu.
1. Imitasi = meniru;
2. Sugesti = mempengaruhi;
3. Identifikasi = menyamai;
4. Simpati = ketertarika untuk memahami orang lain;
5. Empati = ketertarikan yang mendalam untuk memahami dan membantu orang lain.
E. Status dan Peran Sosial
1. Kedudukan/Status
Status sosial adalah posisi seseorang dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan keberadaan orang lain di sekitarnya.
Menurut Ralph Linton dan Soekanto, status sosial dilihat dari proses terjadinya :
Ascribed status;
Achieved status;
Assigned status.
2. Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
F. Proses Sosial
Menurut Gillin and Gillin, proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial ada 2 (dua) : proses sosial asosiatif (processes of association) dan proses disasosiatif (processes of disassociation).
1. Proses Sosial Asosiatif, adalah proses yang menuju terbentuknya persatuan atau integrasi sosial. Proses ini berbentuk : kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), asimilasi (assimilation), dan akulturasi (aculturation).
2. Proses Sosial Disasosiatif, disebut pula proses oposisi. Proses ini merupakan cara yang bertentangan dengan seorang atau kelompok untuk encapai tujuan tertentu. Proses ini dibedakan atas tiga bentuk, yaitu : persaingan (competition), kontravensi (contravension), dan konflik (conflict).
1. Proses Sosial Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation), adalah usaha bersama antarindividu, atau antarindividu dengan kelompok. Menurut pelaksanaannya, bentuk-bentuk kerja sama adalah sebagai berikut :
Bargaining
Cooptation
Coalition
Joint Venture
b. Akomodasi (accomodation), sebagai keadaan : merujuk pada keseimbangan interaksi sosial ; sebagai proses : mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredakan atau menyelesaikan tertentangan tanpa menghancurkan lawan.
Tujuan akomodasi :
a) mendapatkan sintesa atau titik temu dari beberapa pendapat yang berbeda agar menghasilkan suatu pola baru;
b) Meredam perselisihan untuk sementara;
c) Berusaha mengadakan kerjasama antarkelompok sosial yang terpisah karena faktor sosial, budaya, dan psikologis;
d) Mengusahakan penyatuan antarkelompok sosial yang berselisih.
Bentuk akomodasi : Koersi, kompromi, arbitrasi, dll.
c. Asimilasi (assimilation), merupakan upaya untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelomp[ok guna menghasilkan suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
d. Akulturasi (aculturation), adalah hasil perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing.
2. Proses Sosial Disasosiatif
a. Persaingan (competition), merupakan suatu proses sosial ketika individu-individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapat sesuatu.
b. Kontravensi (contravension), adalah suatu proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi terutama ditandai adanya gejala-gejala ketidakpastian diri seseorang, ketidakpastian suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, atau kebencian maupun keraguan terhadap kepribadian seseorang.
c. Konflik (conflict), merupakan proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Bentuk-bentuk konflik :
Konflik pribadi;
Konflik antarkelompok;
Konflik rasial;
Konflik antarkelas sosial;
Konflik politik;
Konflik internasional.
BAB II
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SOSIAL
A. Sosialisasi
1. Pengertian sosialisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
“Sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat disekitarnya.”
Menurut Charlotte Buhler :
“Sosialisasi adalah proses pembentukan individu untuk belajar dan menyesuaikan diri bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.”
Menurut Peter L. Burger :
“Sosialisasi adalah proses belajar seorang anak menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.”
Menurut Bruce J. Cohen :
“Sosialisasi adalah proses manusia mempelajari tata cara kehidupan masyarakat untuk memperoleh kepribadiandan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.”
Jadi sosialisasi adalah : proses mempelajarai, menghayati, dan menanamkan suatu nilai, norma, peran, pola perilaku yang diperlukan individu-individu untuk dapat berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan masyarakat.
2. Peran nilai dan norma
Nilai adalah sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan Nilai Sosial adalah : nilai-niali yang dianut oleh sebagian warga masyarakat.
Secara umum Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat. Selain itu norma juga merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan sebagian warga masyarakat atauka tindakan yang menyimpang.
Macam-macam norma dilihat dari sanksi.kekuatan mengikatnya terdiri dari : tata cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), adat (customs), dan hukum (laws).
Berdasarkan jenisnya atau sumbernya : norma agama, norma kesopanan / etika, norma kesulilaan, dan norma hukum.
3. Media / agen sosialisasi
a. Keluarga
b. Teman sepermainan
c. Sekolah
d. Tempat pekerjaan
e. Masyarakat umum
f. Media masa
4. Factor-faktor yang mempengaruhi sosialisasi
a. Sifat dasar manusia
b. Lingkungan prenatal (individu dalam rahim)
c. Perbedaan individu
d. Lingkungan (alam, budaya, masyarakat)
e. Motivasi (dorongan dan kebutuhan)
5. Macam-macam sosialisasi
a. Sosialisasi primer, sosialisasi yang pertama-tama berlangsung.
b. Sosialiasi sekunder, sosialisasi yang berlangsung diluar lingkungan keluarga.
6. Pola-pola sosialisasi
a. Sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada pengawasan secara ketat dan pemberian hukuman pada yang melanggar.
b. Sosilaisasi partisipatif, yaitu sosialisasi yang menekankan pada keikutsertaan seseorang dalam proses sosial.
B. Kepribadian
1. Pengertian kepribadian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
“Kepribadian merupakan sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang lain atau bangsa lain.”
Menurut M.A.W. Brower :
“Kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap seseorang.”
Menurut Theodore R. Newcomb :
“Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.”
Menurut J. Milton Yinger :
“Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.”
Menurut Jhon F. Cuber :
“Kepribadian adalah gabungan dri sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat seseorang.”
2. Tahap perkembangan diri manusia
a. Tahap persiapan (preparatory stage)
b. Tahap meniru (play stage)
c. Tahap bertindak (game stage)
d. Tahap menerima norma (generalized others)
3. Sembilan mekanisme pertahanan diri menurut Sigmund Freud
a. Repression (represi)
b. Reaction formation (pembentukan reaksi)
c. Displacement (penempatan diri yang tidak tepat)
d. Projection (diproyeksikan)
e. Rationalization (mencari pembenaran)
f. Surpression (menekan diri)
g. Sublimation (mencari tindakan yang lebih sesuai)
h. Compensation (kompensasi)
i. Regression (regresi)
4. Tipe kepribadian
a. Berdasarkan fungsinya
Kepribadian rasional
Kepribadian intuitif
Kepribadian emosional
Kepribadian sensitif
b. Berdasarkan reaksinya terhadap lingkungan
Kepribadian ekstrovert
Kepribadian introvert
Kepribadian ambivert
5. Factor pembentukan kepribadian
a. Warisan biologis (pembawaan)
b. Lingkungan fisik (geografis)
c. Kebudayaan
d. Pengalaman kelompok
e. Pengalaman unik
BAB III
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
1. Latar Belakang Kedatang Bangsa Barat/Eropa
a. “Book of Various Eksperiences” karangan Marcopollo,
b. Perang Salib (1543), antara Romawi Timur vs. Turki,
c. Harga rempah-rempah yang sangat tinggi di wilayah Eropa.
Kemudian menurut Perjanjian Tordesillas (1493), antara Spanyol dan Portugis melakukan pelayaran. Spanyol mengambil rute barat, sedangkan Portugis mengambil rute timur.
Rute Spanyol : Samudra Atlantik, Amerika, Samudra Pasifik, Fhilipina, Kepulauan Maluku. Dipimpin oleh Ferdinand Magelheans dan Juan Sebastian de Alcano. Namun, ketika di Fhilipina terjadi perlawanan oleh masyarakat setempat, Ferdinand Magelheans terbunuh, hingga akhirnya perjalanan Spanyol ke Maluku hanya di pimpin oleh de Alcano.
Sedangkan Rute Portugis : Tanjung Harapan-Afrika Selatan (1484) oleh Bartholomeus Diaz, Calicut/Calcuta-India (1498) oleh Vasco de Gama, Selat Malaka (1511) dan Kep. Maluku (1512) oleh Alfonso de Albuquerque.
2. Kolonialisme berasal dari kata koloni, yaitu daerah pendudukan. Pada awalnya kolonialisme diartikan dengan menanam sebagian masyarakat diluar batas atau lingkungan daerahnya. Kolonialisme merupakan politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, suatu daerah jajahan, sebagai bagian dari imperium (Rocmadi, 1993).
3. Imperialisme berasal dari kata imperare atau imperium, yang artinya daerah pendudukan. Imperialisme mempunyai pengertian sebagai suatu perluasan wilayah atau daerah kekuasaan/jajahan baik dengan cara halus (ekonomi, budaya, ideologi) ataupun dengan paksaan (kekuatan bersenjata) yang dipergunakan untuk kepentingan sendiri (negara atau imperiumnya).
Imperialisme terdiri dari :
a. Imperialisme kuno, memiliki tujuan : gold (mencari kekayaan), glory (mencari kejayaan bangsa), dan gospel (menyebarkan agama).
b. Imperialisme modern, bertujuan lebih kepada kegiatan ekonomi, yaitu mendapatkan daerah penghasil bahan baku; mendapatkan daerah pemasaran hasil industri; dan sebagai investasi jangka panjang.
4. Imperialisme Portugis di Indonesia
Sejak Perundingan Saragosa (1526) yang menetapkanbahwa “Daerah perdagangan Portugis ialah di Kepulauan Maluku, sedangkan daerah perdagangan Spanyol ialah di Kepulauan Filiphina”.
Kekuasaan Portugis di Indonesia banyak mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia. Beberapa penyebabnya antara lain :
a. Bangsa Portugis melaksanakan monopoli perdagangan,
b. Bangsa Portugis melakukan penyebaran agama,
c. Sikap bangsa Portugis yang tidak bersahabat.
5. Imperialisme Belanda di Indonesia
Latar belakang yang menyebabkan bangsa Belanda untuk menemukan dunia timur adalah dikuasainya Lisabon oleh Spanyol pada tahun 1580 karena Portugis kalah dalam perang melawan Spranyol. Ketika Lisabon dikuasai Spanyol, para pedagang Belanda dilarang berdagang di Lisabon, karena kedua negara tersebut terlibat dalam permusuhan setelah terjadi perang 80 tahun.
Pelayaran Belanda pertama dipimpin oleh Cornelis de Houtman, dan berhasil mendarat di Kerajaan Banten pada tahun 1596. Banyaknya pedagang Belanda yang tiba di Indonesia setelah berada di daerah Maluku mengakibatkan terjadinya persaingan. Dan untuk menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama VOC(Vereenigde Ost Indische Company).
Pemerintah Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC atau Hak Octrooi, yang terdiri dari :
a. Hak untuk memonopoli perdagangan
b. Hak untuk mencetak mata uang sendiri
c. Hak sebagai wakil Kerajaan Belanda di Indonesia
d. Hak untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Nusantara
e. Hak untuk mengadakan perang
f. Hak untuk menjalankan kekuasaan kehakiman
g. Hak untuk menarik pajak
h. Hak untuk membentuk angkatan perang sendiri
i. Hak untuk membentuk pemerintahan sendiri
Usaha-usaha yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan :
a. Hak eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi/menebang pohon rempah-rempah apabila rempah-rempah sudah over produksi.
b. Pelayaran Hongi (hongi Tochten), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan di Indonesia.
Faktor-faktor yang menyebabkan bubarnya VOC :
a. Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi
b. Wilayah Indonesia yang luas, membutuhkan biaya yang besar untuk mengelolanya
c. Biaya perang untuk menumpas perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia di berbagai daerah
d. Ketatnya persaingan dengan kongsi dagang lain, seperti EIC(East Indian Company) milik Inggris
Dan pada akhir masa kejayaannya VOC masih memiliki hutang sebesar 136juta Gulden, sehingga tepatnya tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan oleh Kerajaan Belanda.
6. Kekuasaan Perancis di Indonesia
Mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubernur tahun 1808. Tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Langkah-langkah pertahanan Daendels:
a. Membangun jalan raya Anyer-Panarukan ±1.100km
b. Melaksnakan system kerja rodi
c. Membangun angkatan perang
d. Mencampuri urusan intern kerajaan-kerajaan di Indonesia
e. Menjalankan system pemerintahan secara dictator
f. Perdagangan budak
Karena menyengsarakan rakyat dan banyak perlawanan dari masyarakat daerah, tahun 1811 Daendels digantikan oleh Jansens sebagai gubernur. Dan pada masa pemerintahan Jansens, Inggris menyerang Batavia, dan tanggal 18 September 1811, Belanda menyerah dengan ditandai penandatanganan Kapitulasi Tuntang yang berisi penyerahan kekuasaan Batavia dari Belanda kepada Inggris.
7. Kekuasaan Inggris di Indonesia
Sir Thomas Stamford Raffles menjadi gubernur jendral, kemudian melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
b. Mengurangi kekuasaan bupati dan mengangkat bupati sebagai pegawai pemerintahan
c. Menghilangkan bentuk kerja paksa/rodi
d. Menghapus pelayaran hongi
e. Melarang perbudakan, karena tidak sesuai dengan semangat liberalisme
f. Menghapus segala bentuk upeti
g. Memungut sewa tanah
h. Melaksanakan penjurian dalam system peradilan
Jasa-jasa Raffles :
a. Meneliti tumbuhan-tumbuhan, salah satunya Rafflesia Arnoldi
b. Membangun Kebun Raya Bogor
c. Menulis buku History of Java
Namun, dikarenakan perancis kalah perang, Napolen Bonaparte harus menandatangi Konvensi London (1814), yang isinya Perancis harus menyerahkan status Negara-negara jajahannya ke kedudukan semula sebelum penyerangan Napoleon. Dan akhirnya Indonesia harus diserahkan kepada Belanda. Penyerahan itu terjadi pada tahun 1816.
8. Kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda
Adanya perlawanan dari berbagai daerah menyebabkan keuangan Belanda kosong. Kemudian Pemerintahan Kolonial mendatangkan pakar ekonomi Belanda yang bernama Van den Bosch. Dan atas persetujuan parlemen Belanda, Bosch menjalankan Cultuul Stelsel atau system tanam paksa (STP).
Ketentuan STP :
a. Seperlima bagian tanah yang subur wajib dijadikan lahan bagi tanaman ekspor (teh, tebu, tembakau, merica, kayu manis, nila, kapas)
b. Tanah tersebut di bebaskan dari pajak
c. Hasil panen diserahkan kepada pemerintah Belanda
d. Bila harga melebihi taksiran dari pajak, maka kelebihan menjadi miliki rakyat
e. Kegagalan panan ditanggung pemerintah
f. Tenaga kerja yang digunakan tidak boleh melebihi tenaga kerja tanaman padi.
Pengaruh STP
a. Sisi negative : sebagian rakyat Indonesia mendeita dan kelaparan. Selain itu waktu yang mereka digunakan untuk mengurus tanaman paksa, sehingga tanaman padi sendiri terlantar.
b. Sisi positif : petani Indonesia mulai mengenal jenis tanaman baru yang diunggulkan sebagai komoditas ekspor.
Ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan pelaksanaan STP :
a. Kelompok pemilik modal medesak menghapuskan STP dan meminta dijinkan masuk ke Indonesia, sehingga terciptalah politik Pintu Terbuka.
b. Kritikan dari golongan humanis di Belanda
9. Pengaruh Imperialisme dan kolonialisme terhadap bangsa Indonesia
a. Bidang politik
1. Pamong praja yang berdasarkan garis keturunan menjadi system kepegawaian
2. Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefektur
3. System hukum adat berubah menjadi hukum barat modern di setiap prefektur yang disebut landgracht
b. Bidang ekonomi
1. Dibukanyan tambang-tambang baru diwilayah Indonesia
2. Kemajuan industry sudah mulai ada di Indonesia
3. Adanya pembanguan rel kereta api untuk distribusi
4. Keadaan rakyat Indonesia tetap menjadi petani miskin, buruh kebun, dan buruh tambang
c. Bidang social : adanya pelapisan status social. Dari mulia yang tertinggi untuk orang eropa, golongan menengah seperti Cina, India, dan Arab. Kemudian golongan bawah adalah kaum pribumi atau rakyat Indonesia.
d. Bidang budaya
1. Westernisasi, yaitu pemujaan terhadap kebudayaan barat secara berlebihan
2. Didirikannya sekolah-sekolah birokrat untuk kaum pribumi. Selain itu banyak bermunculan sekolah-sekolah untuk rakyat di tiap daerah.
10. Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
a. Perlawanan Demak (1512-1513) oleh Dipati Unus
b. Perlawanan Rakyat Aceh (1607-1636) oleh Sultan Iskandar
c. Perlawanan Kerajaan Mataram (1628-1629) oleh Sultan Agung
d. Perlawanan Sultan Hasanudin (1666-1667), Makasar
e. Perlawanan Rakyat Maluku (15 Mei – 3 Agustu 1817) oleh Kapiten Pattimura
f. Perang Paderi (1821-1837) oleh Imam Bonjol
g. Perang Bone (1824-1825) oleh Sultan Bone
h. Perang Diponegoro (1825-1830) oleh Pangeran Diponegoro
i. Perlawanan Rakyat Bali (1846-1849) oleh I Gusti Ketut Jelantik
j. Perlawanan Sisingamangaraja XII (1907), Tapanuli
KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
A. KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang pada prinsipnya hidup berkelompok baik di lingkungan maupun di masyarakat. Keberadaan ini merupakan proses untuk berinteraksi atau berhubungan dengan yang lain. Dalam ilmu sosiologi kelompok sosial sering juga disebut dengan kerumunan yang dapat diartikan sebagai individu-individu yang berada pada tempat yang sama. Akan tetapi tetaplah ada perbedaan antara kerumununa dengan kelompok sosial.
Perbedaan antara kelompok sosial dengan kerumunan tersebut dibawah ini adalah :
Kelompok sosial Kerumunan
1. Bersifat tetap 1. Bersifat sementara
2. Memiliki tujuan sama 2. Tujuan berbeda
3. Interaksi jelas dan terfokus 3. Interaksi tidak terfokus
4. Mengarah pada pembentukan 4. Tidak mengarah pada pembentukan
Masyarakat
Di dalam kelompok sosial terdapat bermacam macam suku bangsa, ras, agama dan budaya sehingga terbentuklahmasyarakat multikultural. Kata MASYARAKAT MULTIKULTURAL dapat kita pilah menjadi tiga kata yaitu :
a. Masyarakat
Artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
b. Multi
Berarti banyak atau beraneka ragam
c. Kultural
Berarti Budaya
Masyarakat Multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka ragam budaya. Oleh karena itu dalam masyaarakaatterdapat beranekaragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultural
J.S FURNIVALL
Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
NASIKUN
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.
PIERRE L. VAN DE BERGHE
Masyarakat multikultural memiliki karakteristik sebagai berikut ini
a. Memiliki sub kebudayaan
b. Struktur sosial yang terbentuk rawan terjadi konflik
c. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
CLIFFORT GEERTZ
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialitas. Ikatan ini kemudian berkaitan erat dengan label yang diberikan oleh individu/kelompok lain, dengan demikian setiap individu/kelompok memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain.
Keaneka ragaman dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
1. Memiliki lebih dari subkebudayaan.
2. Membentuk sebuah struktur sosial.
3. Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang terdominasi.
4. Rentan terhadap konflik sosial.
Dalam multikultural akan dijumpai perbedaan-perbedaan yang merupakan bentuk keanegaragaman seperti budaya, ras suku, agama. Dalam masyarakat multi kultural tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok minoritas dengan mayoritas baik secara hukum maupun sosial. Kelompok sosial memiliki hubungan erat dengan masyarakat multikultural yaitu hubungan
1. Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural.
Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk sebuah masyarakat multikultural, namun demikian masyarakat multi kultural tidak akan terwujud tanpa adanya kelompok sosial. Kelompok sosial dikatan sebagai salah satu unsur pembentuk masyarakat multikultural.
2. Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikultural
Urutan terbentuknya masyarakat multikultural adalah sebagai berikut;
a. Individu
b. Kelompok sosial
c. Masyarakat
d. Masyarakaat multikultural
Dari urutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan unsur pembentuk masyarakat multikultural. Konflik pada mayarakat multukultural dapat saja terjadi karena didalamnya terdiri beranekaragam perbedaan akan tetapai hal ini dapat dicegah dengan cara masing-masing saling menjaga diri maupun menghargai.
3. Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat multikultural
Untuk mempertahankan masyarakat multikultural yang sudah baik perlu dibuat pengikat individu maupun kelompok agar tetap tejaga dengan baik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk loyalitas angota kelompok tersebut.
B. MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI INDONESIA
Masyarakat indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, bangsa, ras, suku, agama dan adat istiadat maka hal ini mejadi modal terbentuknya masyarakat multikultural.
1. Faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia
Timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia dianalisa sebagai dampak dari adanya
a. Keanekaragaman Ras.
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
1. Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
- Kulit berwarna kuning samap sawo matang
- Rambut lurus
- Bulu badan sedikit
- Mata sipit
2. Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
- Hidung mancung
- Kulid putih
- Rambut pirang sampai coklat
- Kelopak mata lurus
3. Rasa negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
- Rambut keriting
- Kulid hitam
- Bibir tebal ddan kelopak mata lurus
b. Keanekaragaman suku bangsa
Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat maupun etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural.
c. Keanekaragaman golongan.
Golongan didasarkan pada persamaan tujuan atau kepentingan, sedangkan di Indonesia terdiri dari beranekaragam golongan yang membentuk masyarakat multikultural.
d. Keanekaragaman agama dan kepercayaan
2. Karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia
Konflik terjadi karena adanya perbedaan yang dapat kita lihat dari masyarakat multikultural termasuk di Indonesia. Hal ini sering kita lihat adanya konflik baik di daerah maupun di perkotaan. Masyarakat indonesia dapat dikatan sebagai masyarakat mutikultural yang belum sempurna, hal ini dapat kita lihat dari beberapa hal yaitu :
a. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya
b. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang mendominasi
c. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan
Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut ;
a. Masalah Kultural
1. Loyalitas yang berlebihan
Mementingkan diri sendiri/kelompok secara berkelebihan secara membabi buta, akibatnya akan menghambat penyatuan dengan kelompok lain.
2. Etnosentris
Pandangan yang menganggap rendah kebudayaan dari kelompok lain.
3. Eksklusivisme
Sikap enggan berinteraksi dengan kelompok lain. Hal ini menjadikan sikap tertutup.
b. Masalah Kultural
Biasanya hal ini menyangkut masalah kondisi politik dan ekonomi. Kondisi politik yang tidak demokratis masyarakat ekonomi lemah akan semakin berat menanggung beban hidup.
C. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam. Berikut ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan para ahli sosiologi.
1. Solidaritas Mekanik dan organik.
Diperkenalkan oleh EMILE DURKHEIM bahwa kelompok manusia terbagi atas dua yaitu kelompok manusia didasarkan pada:
a. Segi mekanik
Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi, biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat memaksa.
b. Segi Fungsional
Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentung ketergantungan. Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang terjalin.
2. Gemeinschaft dan Gesellsschaft
Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari Jerman FERDINAND TONNIES yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :
a. Gemeinschaft
Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu:
- Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )
- Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
- Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama.
b. Gesellsschaft
Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki kepentingan secara rasional.
Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan gesellschaft
Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.
Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.
3. Kelompok Primer dan Sekunder
COOLEY DAN FARIS menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat, yaitu kelompok;
a. Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
b. Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
4. In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh WILLIAM GRAHAM SUMMER yang membagi kelompok masyarakat menjadi dua yaitu:
a. In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja. Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan, kedamaian, solidaritas yang tinggi.
b. Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.
KEBUDAYAAAN
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAAN
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah dari kata buddhi yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan
1. MELVILLE J. HERKOVITS
Kebudayaan sebagai suatu superorganic karena kebudayaan yang turun temurun tidak pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkata senantiasa silih berganti.
2. KOENTJARANINGRAT
Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat.
3. SELO SOEMARDJAN DAN SOELAEMAN SOEMAERDI
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan yang dibutuhkan oleh manusia.
Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan.
Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat.
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Ada beberapa ahli yang menyebutkan adanya unsur-unsur kebudayaan
1. MELVILLE J. HERSKOVITS
Menyebutkan ada empat unsur pokok kebudayaan, yaitu
a. Alat-alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
2. BRONISLAW MALINOWSKI
Menyebutkan ada empat unsur kebudayaan yaitu
a. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan seperti keluarga
d. Organisasi kekuatan ( politik )
3. CLYDE KLUCKHOHN
Menyebutkan tujuh unsur kebudayaan yaitu
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b. Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
g. Sistem kepercayaan
Unsur-unsur pokok kebudayaan diatas disebut sebagai kebudayaan universal.
4. RALPH LINTON
Kegitan kebudayaan dapat dipilah menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi.
a. Peralatan dan perlengkapan hidup
b. Sistem mata pencarian
- Berburu dan meramu
- Berternak
- Bertani
- Berdagang
- Menangkap ikan
c. Sistem kemasyarakatan
- Sistem kekerabatan
- Organisasi sosial
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem ilmu dan pengetahuan
- Sistem kepercayaan ( religi )
DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING DAN HUBUNGAN ANTAR BUDAYA
Diera globalisasi dan kemajuan teknologi kemajuan sekarang ini memang tidak dapat dipungkiri masuknya juga kebudayaan asing yang menyertai. Masuknya teknologi beserta budaya akan diadopsi dan disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Itulah yang dimaksud dengan alih teknologi. Kemudahan untuk mendapatkan informasi dan kebiasaan berkompetensi juga merupakan salah satu dampak positif masuknya kebudayaan asing.
Dampak negativ yang timbul juga dapat terjadi dengan masuknya kebudayaan asing, seperti sikap individualis dan mengabaikan nilai budaya yang ada di masyarakat dan yang dapat kita lihat dimasyarakat munculnya sifat konsumerisme akibat banyaknya produk-produk di dalam negeri.
Setiap kebudayaan asli selalu berinteraksi dengan kebudayaan baru atau asing dimana hubungan tersebut terwujud dalam bentuk :
A. AKULTURASI adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru, namun masih adanya unsur-unsur kebudayaan asli. Contoh bangunan Masjid Demak yang merupakan perpaduan kebudayaan Islam dan kebudayaan Jawa.
B. ASIMILASI merupakan perpaduan dua budaya yang menghasilkan kebudayaan kebudayaan baru tetapi unsur kebudayaan lama akan terkikis sedikit demi sedikit. Contoh budaya baju tradisional kebaya yang sudah langka tidak dipakai lagi.
C. SINTESIS adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru dan menghilangkan kebudayaan terdahulu. Contoh music rock n roll yang merupakan perpaduan music blues dengan country.
D. PENETRASI adalah masuknya kebudayaan dengan cara paksa atau kekerasan. Biasanya terjadi pada penjajahan atau kolonialisme.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
No comments:
Post a Comment