NILAI NILAI PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA
Disususn
OLEH
TIM BLOGGER
AKADEMI MANAJEMEN POLITIK INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN PENJELAS i
DAFTAR ISI ii
BAB I . PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
BAB II . PEMBAHASAN MASALAH 3
A. PENGERTIAN PANCASILA 3
a) BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA 3
b) BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB 4
c) BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA 4
d) BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5
e) BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA 6
B. KEBUDAYAAN 6
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN 6
B. KEBUDAYAAN DAN PANCASILA 7
C. PANCASILA BERAKAR DARI KEBUDAYAAN 7
BAB III. PENUTUP 9
A. KESIMPULAN 9
B. SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang berjudul “Nilai-Nilai Pancasila
Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia” ini dapat terselesaikan meskipun
masih terdapat kekurangan di dalamnya.
Sebagai
bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal
akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal
Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia
yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan
pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi
dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus
ideologi kita, Pancasila.
Di
dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai
tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa
negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari
nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia
hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu
keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di
bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika.
Tidak
jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan
bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai
dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena
ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalah yang ditanyakan dalam makalah ini antara lain:
• Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
• Apakah yang dimaksud dengan Kebudayaan?
• Mengapa Pancasila berakar dari kebudayaan?
• Bagaimana bisa Nilai Pancasila berakar dari kebudayaan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
C. PENGERTIAN PANCASILA
Sebagai
bangsa Indonesia, kita patut mengerti dan memahami apa Pancasila itu.
Pancasila berasal dari dua kata yakni Panca (pañca yang artinya lima)
dan Sila (śīla yang artinya prinsip. Syilla: peraturan tingkah laku baik
atau batu sendi/ alas/ dasar) menurut bahasa Sanskerta. Sehingga
pancasila mengandung arti lima buah prinsip atau asas. Asas-asas atau
prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam
setiap Sila yang terkandung di dalam Pancasila memiliki butir-butir
penting di mana setiap butir menekankan atau mengharuskan rakyat
Indonesia untuk melakukan pengamalan (Pedoman penghayatan dan
pengamalan Pancasila diatur dalam Tap MPR No. II/MPR/1978.) Pancasila di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
a) BUTIR-BUTIR SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2)
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3)
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7)
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.( Kemajemukan atau pluralitas adalah sunnatullah.
Dalam banyak ayat, Alquran menyebutkan tentang kemajemukan sebagai
sesuatu yang memang dikehendaki Allah. Karena itu, siapa saja yang
berusaha menolak pluralitas sama artinya dengan menolak sunnatullah)
b) BUTIR-BUTIR SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2)
Mengakui persamaan derajad (Masykur, Drs. Akhmad.Modul PPKn1.03. Hal 5.
Persamaan derajat adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang
dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban azasi manusia.),
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c) BUTIR-BUTIR SILA PERSATUAN INDONESIA
(1)
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5)
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. (Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat)
(6)
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.(
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang
artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu”, Bait lengkapnya bertuliskan:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,Bhinnêki rakwa ring apan kena
parwanosen,Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,Bhinnêka tunggal
ika tan hana dharma mangrwa.)
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d) BUTIR-BUTIR SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9)
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e) BUTIR-BUTIR SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7)
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah. (JJ. Amstrong Sembiring, Artikel Budaya Konsumerisme,
Alinea 2 baris kedua; Dengan kata lain konsumerisme yang berasal dari
kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang
mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.)
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
D. KEBUDAYAAN
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
(Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia) sangat erat
dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Ilmu
yang memperlajari tentang masyarakat dan kebudayaannya adalah
antropologi. (Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.) Segala
perkembangan budaya dan perubahan masyarakat dipelajari dalam ilmu
antropologi. Ilmu ini tidak hanya mencakup perubahan secara tingkah laku
saja, namun sejarah dan konflik yang terjadi juga dapat dianalisis
melalui ilmu antropologi (Minako Sakai, Hal. 2. Artikel: Konflik Sekitar
Defolusi Kekuasaan Ekonomi dan Politik. Berdasarkan metode ‘top down’
pendekatan antropologi terhadap konflik yang terjadi akibat pelaksanaan
otonomi daerah di sejumlah wilayah Indonesia).
2. KEBUDAYAAN DAN PANCASILA
Kebudayaan
Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal yang
dikandung dalam Pancasila, yaitu pluralism (pluralisme adalah sebuah
kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain) dan
teosentrisme (Teosentrime adalah dimensi ilahiah/ dipandang dari segi
rohaniah). Demokrasi terletak dalam partisipasi seluruh warga negara
dalam kebudayaan.
E. PANCASILA BERAKAR DARI KEBUDAYAAN
Kita
telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang
berdasarkan pancasila. Itu berarti Pancasila berkaitan erat dengan
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau
simbol. Kita gambarkan sebagai sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah
perusahaan yang sibuk, kegiatan yang nampaknya bersifat praktis dan
sehari-hari saja, misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan
simbolnya. Nilai terletak pada kerja kerasnya, sedangkan simbol
modernitas ialah sistem organisasi, makin modern sistem semakin abstrak
yang impersonal (Impersonal artinya tidak mengenai orang tertentu/
secara umum.), berbeda dengan manajemen perorangan atau keluarga. Begitu
juga Indonesia sebagai bangsa dan negara. Kebudayaan itulah yang
memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil perkembangan kebudayaan Pancasila
yang paling spektakuler adalah Bahasa Indonesia. Karena melalui bahasa
Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan kebudayaan dapat terjalin
dengan sangat baik.
Pluralisme
mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip yang mengatur
substansi Demokrasi Kebudayaan yang berdasar Pancasila ialah
teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika).
Orang Protestan akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum).
Istilah teonomi berasal dari Paul Tillich (1886-1965),hubungan dinamis
antara yang absolut dengan yang relatif, antara agama dengan kebudayaan.
Menurut konsep ini Pancasila adalah sebuah teonomi, karena bedasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa --yang absolut. Keempat sila yang lain
adalah kebudayaan, yang relatif. Keperluan manusia diakui sepenuhnya,
asal keperluan itu tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan
(Kutipan artikel “Demokrasi Kebudayaan”).
Demokrasi
Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti dari sila "Persatuan
Indonesia" yang berarti sebuah (1) pluralisme, dan (2) teosentrisme dari
semangat sila yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa". Demokrasi
Kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang lebih baik.
Jadi
untuk menjawab “Mengapa Pancasila berakar dari Kebudayaan?” karena di
dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai tersebut
adalah nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang tercantum di
dalam sila ketiga. Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada sila
pertama, kepentingan lain berdasarkan setiap sila tidak bertentangan
dengan pertimbangan keagamaan. Misalkan: Pembunuhan genosida demi
mempertahankan keutuhan suatu budaya etnis tidak etis dengan ketentuan
agama. Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya itu sendiri harus
sesuai dengan nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan kebudayaan
kita, bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Kita
telah melihat dan membaca bahwa Pancasila memang berakar dari budaya
bangsa Indonesia. Karena dari segi Pancasila terkandung kebudayaan yang
menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pengertian,
Pancasila merupakan lima buah asas atau prinsip yang harus dijunjung
tinggi kita sebagai bangsa Indonesia. Sedangkan kebudayaan merupakan
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga Pancasila
tercipta berdasarkan kebudayaan. Kaitan di antara keduanya begitu erat
sehingga timbal balik antara Pancasila dan Kebudayaan dapat terjadi
dengan signifikan karena keduanya saling berhubungan. Pancasila berakar
dari kebudayaan dikarenakan di dalam pancasila terkandung nilai
kebudayaan. Bagaimana bisa demikian? Karena unsur persatuan dapat kita
lihat di dalam pancasila, sedangkan kita sebagai negara yang memiliki
beragam macam kebudayaan, memang sepantasnya memiliki asas persatuan
yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga kita sebagai insan
berbudaya, harus juga berdasarkan kepada Pancasila yang adalah ideologi
bangsa kita.
D. SARAN
Demikianlah
makalah berjudul “Nilai-Nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa
Indonesia” ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga
menyadari, masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
Sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran
yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatian
Anda semuanya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment