MAKALAH
PERILAKU
KEORGANISASIAN
Dasar-dasar
Perilaku Individual Serta Individu dalam Organisasi
Disusun
oleh :
Abiyah Bisma Blogger
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS BLOGGER INDONESIA
2222
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi era
globalisasi ini, organisasi perlu meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing
dalam banyak konteks, yang bermakna bahwa kapasitas untuk ' berubah 'dari
sebuah organisasi penting sekali. Organisasi yang harus berubah adalah
organisasi yang menggabungkan pembelajaran dalam tempat kerjanya. Upayanya
berupa kualitas adaptasi dan aspek fundamental dimana individu harus melihat
kedalam perubahan suatu paradigma. Dalam kontek ini individu haruslah merubah
sikap atau dengan kata lain menyesuaikan perkembangan jaman karena individu
dianggap sebagai penentu maju mundurnya suatu organisasi.
Dikarenakan individu
adalah segalanya bagi perkembangan organisasi, mungkin bisa dikata bahwa
organisasi tanpa individu adalah suatu kebohongan belaka atau tak mungkin. Dari
hal ini maka kita lihat mengenai sebagian sifat dan pemikiran individu yang
harus dimiliki demi terwujudnya suatu organisasi yang baik. Walaupun tanpa
meniadakan komponen - komponen lain seperti teknologi.
PEMBAHASAN
Dasar-Dasar Perilaku Individual
Karakteristik Biografis
Usia
Usia akan sedikit banyak
mempengaruhi produktivitas, dimana ada keyakinan bahwa semakin tua seseorang
produktivitasnya akan merosot, missal dalam hal kecepatan, kekuatan, kecekatan
dan koordinasi. Namun kesimpulan yan wajar menyebutkan jika ada kemerosotan
karena usia sering diimbangi dengan pengalaman.
Jenis kelamin
Tidak ada perbedaan yang
konsisten pria-wanita dalam memecahkan masalah, keterampilan analisis,
motivasi, dan kemampuan belajar, dan ada study yang menyatakan bahwa wanita
lebih bersedia memenuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan besar kemungkinan
dari wanita dalam memiliki pengharapan. Namun dalam hal produktivitas tidak
begitu berbeda.
Status perkawinan
Status perkawinan
memaksakan peningkatan tanggung jawab membuat pekerjaan lebih penting, dan
sangat mungkin kepuasan dan ketekunan ada pada karyawan yang menikah dari pada
yang bujangan.
Masa kerja
Masa kerja merupakan
variable yang penting dalam keluar masuknya karyawan.
Kemampuan
Yaitu merupakan suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
diantaranya kemampuan fisik yang merupakan kemampuan dalam melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Serta
kemampuan dalam hal intelektual yaitu suatu kemampuan dalam hal mental.
Kemampuan juga
mempengaruhi langsung terhadap tingkat kinerja dan kepuasan. Pertama, suatu
analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang
dewasa ini sedang dilakukan dan kemampuan yang diperlukan individu untuk
melakukan pekerjaan dengan memadai. Kedua keputusan promosi dan transfer yang
mempengaruhi individu yang sudah dipekerjakan dalam organisasi hendaknya
mencerminan kemampuan para calon. Dan alternatif yang paling baik adalah dengan
memberikan pelatihan pada karyawan.
Kepribadian
Merupakan sifat dari
seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Pembelajaran
Pembelajaran dalam hal
ini berkaitan dengan pengalaman agar suatu pekerjaan atau suatu hal itu bisa
lebih baik dari sebelumnya.
Individu dalam
Organisasi
Pemikiran Sistem
(Systems Thinking)
'Systems thinking' dapat
membantu individu memahami kompleksitas organisasi yang timbul dari sebuah
proses, peralatan, pelanggan, lingkungan kerja dan sebagainya. la memberi
gambaran menyeluruh (the big picture) mengenai organisasi sebagai satu entiti
kompleks yang mengandung berbagai bagian dan bagaimana bagian-bagian ini
bergabung menjadi satu dan seterusnya bagaimana pula gabungan ini menjadi satu
bagian dari satu sistem yang lebih besar. Berbeda dengan pendekatan
'reductionist' yang mengasingkan bagian-bagian itu yang dikaji dan dianalisis,
pemikiran sistem tertuju pada interaksi antara bagian-bagian dalam sistem yang
mempunyai bentuk perilaku. Ini bermakna bahwa dalam pendekatan ini, analisis
akan mengembang untuk mengambil bilangan interaksi besar dan yang semakin
membesar. Penemuan yang diperoleh terkadang akan sangat berbeda terutama dalam
sistem yang kompleks dan dinamik, berbeda dengan analisis secara konvensional.
Banyak masalah yang dihadapi sekarang adalah berbentuk kompleks, melibatkan
banyak pihak.. Mengurus masalah-masalah ini tidak mudah serta memerlukan
analisis 'the big picture'. Dan pemikiran sistem dapat membantu dalam hal ini.
Komunikasi Interpersonal
Organisasi adalah sebuah
sistem sosial dan kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat,
bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses komunikasi yang begitu dinamik
menimbulkan berbagai masalah yang menghambat tercapainya sebuah organisasi, terutama
dengan timbulnya salah faham dan konflik.. Individu dalam organisasi harus
faham bahwa interaksi antara individu adalah satu proses yang tidak dapat
dielakkan. Kalaupun pesan diberikan secara langsung, hal demikian juga adalah
satu bentuk pesan yang boleh diinterpretasikan. Komunikasi antara individu
tidak boleh ditarik balik. Kalaupun usaha pembetulan diambil kemudian, kesannya
akan terus terkenang dalam fikiran.
Komunikasi interpersonal
bukan perkara mudah. Menurut para ahli ada delapan cara mendengarkan yang
efektif jika ingin memperbaiki keterampilan mendengarkan :
Lakukan kontak mata
Peragakan anggukan
kepala tanda setuju dan raut muka yang sesuai
Hindari tindakan atau
gerak tubuh yang mengalihkan perhatian
Kemukakan pertanyaan
Lakukan paraphrase atau
menyatakan ulang apa yang telah dikatakan oleh si pembicara.
Hindari menyela
pembicaraan
Jangan bicara berlebihan
Buatlah peralihan yang
mulus antara peran pembicara dan pendengar.
Komunikasi interpersonal
juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga
konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak
mengikut keadaan-keadaan itu.
Kepribadian
Walaupun bentuk asas
organisasi kekal, budaya organisasi dari segi falsafah dan cara berkerja telah
melalui banyak perubahan. Pergerakan ke arah organisasi pembelajaran, penekanan
kepada inovasi, penjelmaan teknologi serta proses integrasi berbagai bidang dan
kebudayaan menuntut supaya individu dalam organisasi turut berubah dari segi
sikap dan pemikirannya. Prinsip-prinsip yang diketengahkan oleh Stephen Covey
(7 Habits of Highly Effective people) dapat dijadikan panduan. Walaupun
prinsip-prinsip ini tidak boleh dianggap sesuatu yang baru semasa awal
diterbitkan, namun kerangka pemikirannya bisa dicontoh dan disesuaikan.
Prinsip-prinsip yang
dimaksud diantaranya ialah :
Proaktif
Fikirkan menang-menang
Cuba memahami dahulu,
kemudian coba untuk difahami
Synergi atau bekerja
sama
Tajamkan gergaji
Sebagian dari
prinsip-prinsip ini sudah jelas dan apa sebenarnya yang perlu dilakukan ialah
pengamalan saja.
Cuma dua prinsip yang
akan ditekankan di sini yaitu bersinergi dan tajamkan gergaji. Pertama, Sinergi
dalam pengertian Covey ialah satu keadaan di mana keseluruhan lebih besar dari
pada hasil tambahan lainnya. Covey menganggap sinergi sebagai kemampuan dalam
mewujudkan hasil yang menakjubkan seperti hal-hal baru atau alternatif baru
yang dahulunya tidak ada.
Dalam organisasi
kesesuaian boleh berlaku antara individu dengan individu dan antara individu
dengan kelompok dan sebagainya. Dalam konteks individu, kesesuaian boleh
mencetus semua idea yang dapat menjurus kepada kelahiran idea, pendekatan,
mekanisme, produk, proses dan peralatan baru. Kalaupun disesuaikan dengan
pemikiran sistem seperti sudah pasti synergi berkemampuan mensejahterakan
organisasi.
Kedua 'tajamkan
gergaji'. Covey menyebutkan pencapaian keharmonisan dan kerseimbangan dalam
empat dimensi berikut :
Fizikal
Mental
Rohani
Sosio-emosi
Bagi mental dilakukan
aktivitas-aktivitas seperti membaca, perancangan, menulis dan visualisasi.
Dimensi sosio-emosi pula menekankan kepada aspek-aspek kerjasama secara
kreatif, kepimpinan dan komunikasi. Dimensi fizikal menentukan tahap kesehatan
yang memungkinkan pelaksanaan dimensi-dimensi lain termasuk dimensi rohani.
Menurut Covey, dimensi rohani kurang difikirkan walaupun banyak perilaku
seseorang itu di pacu oleh nilai-nilai yang awal mulanya dari rohani. Cara dan
bagaimana perkembangan dimensi dilaksanakan haruslah ditentukan oleh
sistem-sistem kepercayaan yang dianut oleh individu.
Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif
adalah satu kaedah yang bertujuan meningkatkan kemampuan pemikiran kritikal.
Nilai utamanya terletak pada pembinaan pengetahuan dan idea melalui dialog satu
sama lain, diskusi dan lain-lain. Ciri-ciri utamanya adalah interaksi aktif
yang mengandung pertukaran idea yang menjurus kepada pembelajaran individu
(melalui proses musyawarah), pembelajaran dari orang lain dan pembelajaran
secara kelompok. Dalam konteks organisasi pembelajaran, pendekatan ini
menghasilkan peningkatan kemahiran secara berkelanjutan. Hal-hal yang perlu
dilalui oleh kumpulan individu untuk mendapatkan pembelajaran kolaboratif
adalah :
Membangun kesamaan
Menumpu kepada minat dan
yang berhubungan dengan isu-isu.
Mengenal pasti situasi
pelaksanaan
Membahas langkah
pelaksanaan
Berbeda dengan
pembelajaran lain, pendekatan kolaboratif lebih bersifat terbuka yang
menghargai kepintaran dan sumbangan fikiran kelompok. Terdapat pengkondisian
dan penerimaan tanggungjawab di kalangan ahli. Pembelajaran kolaboratif
bukanlah satu struktur, namun merupakan satu falsafah pembelajaran yang bisa
diapplikasikan dalam berbagai situasi interaksi yang bertujuan mencapai synergi
melalui pengkondisian dan sumbangan idea individu dalam kelompok
Sinergi
Walaupun konsep synergi
telah dijelaskan diatas namun, penggunaan konsep synergi di sini digunakan
secara lebih luas. Sinergi berasal dari kata Greek 'synergia' atau 'synergos'
yang berarti bekerja sama. Peter Corning ( Synergy and Self-Organization In The
Evolution Of Complex Systems – www.complexsystems.org ) yang telah turut
memperjelas fenomena, ini yang rata-rata berlaku dalam alam binatang, tumbuhan
dan manusia. Pendek kata, fenomena ini berlaku secara meluas dalam berbagai
bidang sains seperti kimia, fizika, biologi, dan sebagainya.
Menurut Corning, sinergi
adalah kesan yang tidak dapat dicapai oleh individu Corning berbanding dengan
Covey. Corning juga menyebut tentang sinergi positif dan negatif. Ini bermakna
sinergi juga mampu melipatgandakan kesan-kesan buruk dalam keadaan tertentu.
Dalam hal ini Corning
menyebutkan dua prinsip :
Fenomena
‘threshold'(threshold phenomenon) dan
Perkongsian kos dan
resiko.
Fenomena 'threshold'
adalah sinergi atau kesan yang berlaku apabila gabungan bagian-bagian mencapai
satu tahap atau peringkat di mana satu kesan keseluruhan baru dapat terwujud.
Di peringkat global peralihan dari era perindustrian sampai era informasi
adalah satu contoh yang jelas. Penentuan tempat dan resiko juga adalah satu
bentuk kerjasama sinergistik yang dapat dilihat dalam dunia hewan dan juga
manusia. Dalam dunia hewan fenomena ini terlihat dalam aktivitas memburu secara
kelompok dan migrasi secara kelompok. Kecenderungan ini dapat dilihat juga
dalam masyarakat kita melalui gabungan seperti koperasi. Bentuk-bentuk sinergi
yang terdapat dalam alam ciptaan dapat kita manfaatkan sebagai individu dan
kumpulan individu supaya menghasilkan kesan yang berganda. Jika kita fahami
bentuk-bentuknya sinergi bisa dibilang sebagai satu pencetus atau penggerak
dalam organisasi.
Perubahan Paradigma
Perkataan perubahan
paradigma dipopularkan oleh Thomas Kuhn dalam tahun 1963 ( The Structure of
Scientific Revolution – www. Taketheleap.com). Menurut Kuhn, kemajuan ilmiah
bukanlah satu proses evolusi, tapi satu ciri yang dibentuk oleh revolusi
intelektual. Dalam revolusi ini berlaku satu penggantian dalam tassawur atau
konsep 'world view'. Definisi di sini lebih berdasar kepada paradigma sebagai
model, pola atau cara kita melihat dan menilai satu realiti atau keadaan - satu
set peraturan atau kerangka yang kita pegang. Apabila berlaku perubahan dalam
paradigma, maka ini disebut sebagai satu perubahan paradigma. Dalam banyak
aspek, kehidupan manusia telah banyak berubah. Perubahan ini telah di pacu oleh
berbagai faktor seperti teknologi dan juga kemajuan di bidang sains. Perubahan-
perubahan ini akan mencetuskan perubahan- perubahan lain seperti cara kita
berkerja dan seterusnya menuntut penilaian kepada aspek-aspek kerja yang lain
dan yang berkaitan. Pemikiran kita juga harus berubah agar membolehkan kita
tterus berfungsi seiring dengan tuntutan- tuntutan baru ini.
Di peringkat organisasi
contohnya telah timbul keperluan organisasi menjadi sebuah organisasi
pembelajaran yang beranggotakan individu berpengetahuan. Individu dalam
organisasi perlu mengubah paradigma lama mengenai peranan mereka dalam konteks
peranan baru ini yang memerlukan pembudayaan pengetahuan. Pemesatan dan
perubahan di bidang atau peringkat lain yang sekaligus mempengaruhi organisasi
dan individu seperti ilmu ekonomi, perdagangan elektronik dan sebagainya akan
menuntut penilaian semula kepada bentuk dan cara kita berfikir, dan bekerja.
Perubahan-perubahan lain
dalam falsafah organisasi seperti keutamaan kepada pelanggan, kualitas, akuntability,
budaya kerja dan lain-lain Dimana individu harus melihat kembali cara dan
struktur pemikiran yang memperbolehkan pemindahan dan penyesuaian. Perubahan
paradigma dalam konteks semua ini bermakna mengubah kerangka pemikiran kepada
realiti-realiti yang dibawa oleh perubahan-perubahan ini serta bertindak
mengikuti paradigma baru. Lebih baik lagi kalau individu dapat, melalui
teknik-teknik tertentu seperti 'scenario building', 'extrapolation', analisis
tren dan sebagainya.
Kesimpulan
Individu dan kelompok
individu yang mewujudkan entiti sosial dalam organisasi adalah aset terpenting
dalam membentuk, mencorak, membudaya, mengurus, menentukan haluan dan juga
kegagalan atau kejayaan sesebuah organisasi. Dalam memainkan dan menghidupkan
peranan dan tanggungjawabnya, seorang individu perlu tahu tempatnya dalam
sistem terdekatnya dan juga interaksi sistem itu dengan sistem-sistem lain
serta meningkatkan upaya ke arah pencapaian sinergi positif dalam organisasi.
Pembinaan kemahiran baru dan budaya baru perlu ditanamkan dalam diri melalui
kesadaran tentang perubahan di sekeliling yang menuntut kepada perubahan dalam
cara kita berfikir dan bertindak.
Daftar Pustaka
Stephen, P. Robbins,
2001, Perilaku Organisasi, Prenhallindo, Jakarta
Makalah Abdul Aziz Hussein
Sazally, April 2003 terbitan Intan Malaysia.
No comments:
Post a Comment